Pemanfaatan Aplikasi Pl@ntNet dan Quizizz dalam Pembelajaran Biologi yang Interaktif pada Materi Identifikasi Tumbuhan
Pemanfaatan Aplikasi Pl@ntNet dan Quizizz
dalam Pembelajaran Biologi yang Interaktif pada Materi
Identifikasi Tumbuhan
Oleh
Imam Gunawan, S.Pd
Guru SMA Negeri 1 Wanasaba
Sahabat PembaTIK NTB 2023
Dalam era teknologi
modern, pendidikan telah mengalami perubahan besar dalam hal pendekatan pembelajaran.
Pemanfaatan
aplikasi seperti Pl@ntNet dan Quizizz dalam pembelajaran Biologi bisa menjadi
cara yang sangat interaktif dan efektif.
Pl@ntNet
adalah aplikasi yang digunakan untuk mengidentifikasi tumbuhan berdasarkan
gambar yang diambil, sedangkan Quizizz adalah platform pembuatan dan penggunaan
kuis online. Kombinasi
keduanya membawa pengalaman pembelajaran yang lebih menarik, informatif, dan
interaktif bagi siswa, sehingga meningkatkan interaktivitas dan keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran.
Dalam
implementasi pembelajaran menggunakan platform teknologi berupa Aplikasi
Pl@ntNet dan Quizizz pada materi Identifikasi Tumbunan pada fase E kelas X SMA,
tahapan yang saya lakukan adalah sebagai berikut:
Tahap Perencanaan:
Pada tahap ini, saya merancang pembelajaran dan
menyiapkan hal hal sebagai berikut:
- Menentukan tujuan pembelajaan
- Menyusun modul ajar
- Menyusun LKPD
- Menyiapkan soal Asesemen Formatif melalui Aplikasi Quizizz
- Meminta siswa untuk menginstal aplikasi Pl@ntNet pada ponsel Andooid mereka
- Memastikan aplikasi berjalan baik.
Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap inti dari kegiatan.Pada tahap ini hal yang dilakukan antara lain:
- Guru masuk kelas dan memulai kegiatan dengan pendahuluan atau pengantar seperti menanyakan kabar, mengecek siswa, ice breaking, dan apersepsi.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
- Guru menjelaskan tentang langkah langkah kegiatan yang akan dilakukan. Termasuk menjelaskan cara menggunakan aplikasi Pl@ntNet.
- Guru membagi kelompok siswa berdasarkan minat, kemudian guru membagikan LKPD yag akan memandu kegiatan siswa.
- Selanjutnya siswa berdiskusi dan menuju halaman sekolah untuk melakukan pengamatan dan mengidentifikasi tumbuhan dengan menggunakan aplikasi Pl@ntNet.
- Cara menggunakan aplikasi Pl@ntNet cukup mudah, yaitu dengan memotret bagian dari tumbuhan seperti daun, bunga, buah, batang selanjutnya aplikasi akan menampilkan jenis tanaman yang dipotret lengkap dengan nama Ilmiah dan klasifikasi atau kelompok tumbuhan tersebut.
- Selanjutnya siswa dan mengisi data di LKPD.
- Tahap selajutnya adalah, siswa membuat laporan dalam bentuk Presentasi dengan Canva atau Video dengan menggunakan aplikasi yang mereka kuasai seperti capcut, canva atau lainya.
- Kemudian laporan yang dibuat, dipresentasikan di depan kelas secara berkelompok.
- Menarik kesimpulan dan refleksi.
Tahap Evaluasi dan Penutup
Pada
tahap ini guru memberikan penguatan pada hasil diskusi, selanjutnya saya
melakukan asesmen formatif menggunakan
Platform atau Aplikasi Quizizz. Assessment bertujuan mengetaui kebermaknaan
inovasi pembelajaran yang telah saya lakukan. Dalam testimoninya siswa mengatakan bahwa belajar dengan memanfaatkan
aplikasi seperti Quizizz, Video, Canva atau internet bagi mereka sangat asyik
dan menyenangkan sehingga mereka mudah memahaminya.
Berbagi dan berkolaborasi
Selain
mengimplementasikan pembelajaran yang
inovatif dengan memanfaatkan Platform
teknologi di kelas bersama siswa, saya juga melakukan Kolaborasi
dan Berbagi Praktik Baik dengan tema :
Pembelajaran Inovatif Manfaatkan Teknologi Interaktif
Berikut beberapa kolaborasi
yang saya lakukan:
1.
Berbagi Praktik Baik pada
rekan rekan guru SMA Negeri 1
Wanasaba Kabupaten Lombok Timur NTB.
Kegiatan ini berlangsung secara luring pada hari Sabtu
tanggal tanggal 21 Oktober 2023, Peserta kegiatan adalah guru guru SMA Negeri 1
Wanasaba. Materi yang disampaikan adalah
Pemanfaatan Aplikasi Pl@ntNet dan Quizizz dalam Pembelajaran Biologi yang
Interaktif. Hasil yang diharapkan dari
berbagi ini adalah berbagi pengalaman dan pemahaman guru tentang pentingnya pemanfaatan
Platform Teknologi untuk meningkatkan
interaktivitas dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang lebih menarik, informatif, dan interaktif bagi siswa
SMA Negeri 1 Wanasaba Lombok Timur NTB.
2. Berbagi Praktik Baik melalui Komunitas Sahabat PembaTIK NTB
di Platform Merdeka Mengajar ( PMM).
Kegiatan Kolaborasi Sahabat PembaTIK NTB 2023 mengambil tema :
Webinar Pembelajaran Inovatif
Manfaatkan Teknologi Interaktif
Kegiatan Webinar dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 20 Oktober 2023, mulai pukul 14.00- 15.30 Wita.
Narasumber webinar adalah Sahabat Teknologi NTB
2023 sebagai berikut:
1.
Imam Gunawan, S.Pd. (SMA Negeri 1 Wanasaba):
2.
Dian Yanuartri, M.Pd. (SDN 13 Ampenan Kota Mataram):
3.
Rahayu Fahmi, M.Pd.Gr (SMPN 2 Lambitu Kabupaten Bima):
4.
Asri NAstiti Berlianawati, S.Pd (SMKN 2 Mataram):
5.
Mila Kamalasari, S.Pd.Gr. (SMAN 4 Mataram)
Hasil yang diharapkan dari webinar
ini adalah menguatkan ekosistem digital pendidikan dengan berkarya dan berbagi
untuk wujudkan merdeka belajar.
Implementasi dan
berbagi Praktik baik yang saya lakukan tentang Pemanfaatan
Aplikasi Pl@ntNet dan Quizizz dalam Pembelajaran Biologi yang Interaktif, saya
juga bagikan melalui social media seperti canal youtube saya berikut ini : Link : https://www.youtube.com/watch?v=2INdFZPJABk
Dengan
melibatkan teknologi dalam pembelajaran, kita dapat meningkatkan motivasi siswa dan membantu
mereka memahami konsep dengan lebih baik.
Demikian implementasi dan berbagi praktik baik Inovasi
Pembelajaran Pemanfaatan Aplikasi Pl@ntNet dan Quizizz dalam Pembelajaran
Biologi yang Interaktif, semoga memberi kemanfaatan dan kebermaknaan bagi
pendidikan Indonesia yang lebih maju.
Imam Gunawan, S.Pd
Sahabat PembaTIK 2023
Inovasi Pembelajaran " Pemanfaatan Google Lens dan Quizizz untuk Pembelajaran Biologi yang Interaktif"
Dalam era teknologi modern, pendidikan telah mengalami
perubahan besar dalam hal pendekatan pembelajaran. Salah satu perkembangan
terkini yang sangat berpotensi dalam pendidikan adalah pemanfaatan Google Lens
dan platform pembelajaran interaktif seperti Quizizz dalam pengajaran Biologi.
Kombinasi keduanya membawa pengalaman pembelajaran yang lebih menarik,
informatif, dan interaktif bagi siswa.
Google Lens adalah aplikasi canggih yang memungkinkan
pengguna mengidentifikasi dan memahami objek dunia nyata dengan bantuan kamera
smartphone. Dalam konteks pembelajaran Biologi, Google Lens dapat digunakan
untuk mengenali berbagai jenis organisme, tumbuhan, hewan, atau bahkan sel
mikroskopis. Misalnya, ketika siswa mengamati tumbuhan di alam, mereka dapat
menggunakan Google Lens untuk mengidentifikasi jenis tumbuhan tersebut,
mengakses informasi tentang sifat-sifatnya, habitat, dan karakteristik khusus. Hal
ini membantu siswa memahami dunia alam dengan lebih mendalam.
Selain Google Lens, Quizizz adalah platform pembelajaran
online yang memungkinkan guru membuat kuis interaktif. Dalam konteks
pembelajaran Biologi, guru dapat membuat kuis yang mencakup topik-topik seperti
genetika, ekosistem, evolusi, atau anatomi. Siswa dapat mengakses kuis ini
dengan mudah melalui perangkat mereka sendiri, baik di sekolah maupun dari
rumah. Quizizz memberikan berbagai fitur yang memungkinkan siswa belajar dengan
cara yang lebih menyenangkan dan efektif, seperti tampilan skor langsung,
pertanyaan yang bergaya permainan, dan kesempatan untuk mengulang kuis.
Ketika kedua teknologi ini digabungkan, pembelajaran Biologi
menjadi lebih interaktif dan menarik. Siswa dapat menggunakan Google Lens untuk
mengidentifikasi organisme hidup dalam lingkungan sekitar mereka dan kemudian
mengintegrasikan hasil temuan mereka ke dalam kuis Quizizz. Misalnya, setelah
mengidentifikasi jenis tanaman yang tumbuh di taman sekolah menggunakan Google Lens,
siswa dapat mengikuti kuis yang berhubungan dengan morfologi dan fungsi
tumbuhan tersebut di Quizizz.
Pemanfaatan Google Lens dan Quizizz juga memungkinkan
pengukuran pembelajaran yang lebih baik. Guru dapat melacak kemajuan siswa
melalui hasil kuis dan memahami di mana siswa mungkin memerlukan lebih banyak
bimbingan. Selain itu, siswa dapat melihat hasil dan melihat di mana mereka
perlu meningkatkan pemahaman mereka.
Dengan teknologi yang terus berkembang, pendidikan menjadi
semakin adaptif dan inovatif. Pemanfaatan Google Lens dan Quizizz untuk
pembelajaran Biologi membantu siswa menjelajahi dunia alam dengan cara yang
lebih mendalam dan menyenangkan, sambil memberikan guru alat yang lebih baik
untuk mengukur dan meningkatkan pemahaman siswa. Ini adalah contoh bagaimana
teknologi dapat memperkaya pengalaman pembelajaran dan mempersiapkan generasi
masa depan untuk memahami dan menghargai keanekaragaman hayat di planet kita.
Jurnal Dwi Mingguan MODUL 2.3 "COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK
MODUL 2.3 COACHING UNTUK SUPERVISI
AKADEMIK
Oleh
IMAM GUNAWAN
SMA NEGERI 1 WANASABA
CGP ANGKATAN 7 KABUPATEN LOMBOK TIMUR
NTB
Pada kesempatan ini saya
menggunakan model 4F.
FACTS ( PERISTIWA)
Pada hari Kamis, tanggal 9 Maret
2023, saya mulai mempelajari modul 2.3 yaitu Coaching
Untuk Supervisi Akademik di mulai
dengan belajar secara mandiri Mulai dari diri
dengan tujuan pembelajaran khusus adalah CGP mampu mengidentifikasi
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dirinya terkait coaching di konteks
pendidikan. Pada pembelajaran tahap
ini kami akan menggali pemahaman
atas Coaching
Untuk Supervisi Akademik. Coaching
didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi,
berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan
atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan
pribadi dari coachee (Grant, 1999). Sedangkan Whitmore (2003) mendefinisikan
coaching sebagai kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan
kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada
mengajarinya.
Memulai
pembelajaran pada modul 2.3 pada alur Mulai dari diri. Untuk membantu dalam memaknai bagaimana
pentingnya Coaching Untuk
Supervisi Akademik, kami menjawab
beberapa pertanyaan reflektif atau pemantik yang ada di LMS seperti pengalaman
saat disupervisi oleh Kepala sekolah, kegiatan kegiatan pra dan pasca
observasi, posisi situasi yang ideal saat obervasi serta hal hal yang
dibutuhkan untuk mencapai sitasi
ideal tersebut.
Selanjutnya
pada pembelajaran Eksplorasi konsep, pada tahap ini kami belajar secara mandiri
pada LMS Pada tahap ini kami
bereksplorasi secara mandiri untuk memahami konsep coaching secara umum
dan konsep coaching dalam dunia pendidikan. Definisi coaching dan perbedaannya
dengan metode pengembangan diri lainnya juga didiskusikan serta konsep coaching dalam dunia pendidikan. Tujuan yang di harapkan dari pembelajaran
khusus pada Eksplorasi Konsep adalah:
(1). CGP dapat menjelaskan konsep coaching secara umum. (2). CGP dapat
membedakan coaching dengan pengembangan diri lainnya, yaitu mentoring,
konseling, fasilitasi dan training (3). CGP dapat menjelaskan konsep coaching
dalam konteks pendidikan sebagai pendekatan pengembangan kompetensi diri dan
orang lain (rekan sejawat).
Supervisi
akademik bertujuan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid,
supervisi akademik juga bertujuan untuk pengembangan kompetensi diri dalam
setiap pendidik di sekolah sebagaimana tertuang dalam standar tenaga
kependidikan pada Standar Nasional Pendidikan pasal 20 ayat 2: Kriteria minimal
kompetensi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional. Rangkaian supervisi akademik ini digunakan kepala sekolah untuk
mendorong ruang perbaikan dan pengembangan diri guru di sekolahnya.
Bersamaan dengan Pembelajaran
modul 2.3, pada tanggal 08 Maret 2023 kami
juga mendapat Pendapingan Individu
3 oleh Pengajar Praktek kami yaitu Bapak Yusli Malindera, S.Pd. Pada
kesempatan ini banyak hal yang kami dapatkan dari berbagi pengalaman kemajuan program serta mencarikan
solusi terhadap kendala dan hambatan yang kami alami selama mengikuti program
guru penggerak angkatan 7. Selanjutnya pada tanggal 12 Maret 2023 kami mengikuti Lokakarya 3 yang bertempat di SMP Megeri 1 Sukamulia Kab. Lombok Timur NTB.
Pada kesempatan ini kami tergabung dengan kelompok lain dalam satu kelas.
Banyak pembelajaran yang kami lalui bersama dengan pengajar praktek kami
diantaranya refleksi kegiatan pendampingan, simulasi pembelajaran berdiferensiasi dan KSE serta
kegiatan lainya.
Selanjutnya
pada tanggal 16 Maret 2023 kami melanjutkan dengan pembelajaran di Ruang
Kolaborasi. Tujuan Pembelajaran khusus
tahap ini adalah CGP dapat mempraktikkan alur percakapan coaching TIRTA dan
melakukan refleksi terhadap praktik percakapan coaching yang telah dilakukan
dengan sesama rekan CGP. Pada tahap ini
kegiatan di ruang kolaborasi terbagi
dalam 2 sesi. Sesi pertama pada tanggal
16 Maret 2023, pada sesi ini kegiatan yang dilakukan adalah Latihan coaching melalui alur TIRTA dan
sesi kedua pada tanggal 17 Maret 2023, kegiatan yang dilakukan adalah praktek
coaching melalui alur TIRTA bersama dengan rekan CGP lain secara bergantian. Selanjutnya
Pada tanggal 23 Maret 2023 kegiatan
elaborasi pemahaman secara daring bersama Instruktur.
FEELINGS ( PERASAAN)
Pada Modul 2.3 ini banyak ilmu yang saya dapatkan,
banyak hal baru, pengalaman baru yang berbeda dengan sebelumnya, terutama
tentang konsep Coaching, perbedaan dengan konsep pengembangan diri yang lainya,
serta paradigm dan prinsip coaching, sehingga
semakin bertambah wawasan saya. Bukan hanya ilmu yang saya dapatkan tetapi
juga mengajarkan kita untuk berbagi ilmu, berbagi pengalaman serta
motivasi bersama CGP lainnya. Perasaan
saya senang dan sangat antusias untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang
coaching dan supervisi Akademik. Pemahaman awal saya bahwa supervise akademik
adalah penilaian evaluasi mencari kesalahan sehingga membuat saya pada saat akan di supervise itu menjadi
tegang atau takut. Tetapi setelah saya mengikuti pembelajaran modul ini ternyata supervise akademik adalah bukan hal
yang menakutkan tetapi adalah suatau hal yang dapat mengembangkan potensi yang
dimiliki dengan coaching.
Setelah mempelajari Modul 2.3 saya menyadari bahwa Rangkaian supervisi
akademik ini digunakan kepala sekolah untuk mendorong ruang perbaikan dan pengembangan
diri guru di sekolahnya. Mendorong warga sekolah untuk selalu mengembangkan
kompetensi diri dan senantiasa memiliki growth
mindset, serta keberpihakan pada murid.
Pengembangan kompetensi diri dan orang lain perlu menggunakan pendekatan
yang sesuai dengan kebutuhan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yang
diawali dengan paradigma berpikir yang memberdayakan. Pendekatan dengan
paradigma berpikir yang memberdayakan mutlak diperlukan agar pengembangan diri
dapat berjalan secara berkelanjutan dan terarah. Salah satu pendekatan yang
memberdayakan adalah coaching sebagaimana
Whitmore (2003) ungkapkan bahwa coaching
adalah kunci pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya.
Ki Hadjar
Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan itu ‘menuntun’ tumbuhnya atau
hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. oleh sebab
itu keterampilan coaching perlu dimiliki para pendidik untuk menuntun segala
kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia
maupun anggota masyarakat. Proses coaching sebagai komunikasi pembelajaran
antara guru dan murid, murid diberikan ruang kebebasan untuk menemukan kekuatan
dirinya dan peran pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan
memberdayakan potensi yang ada agar murid tidak kehilangan arah dan menemukan
kekuatan dirinya tanpa membahayakan dirinya. Sistem Among, Ing Ngarso Sung
Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, menjadi semangat yang
menguatkan keterampilan komunikasi guru dan murid dengan menggunakan pendekatan
coaching. Tut Wuri Handayani menjadi kekuatan dalam pendekatan proses coaching
dengan memberdayakan (andayani/handayani) semua kekuatan diri pada murid.
Untuk dapat membantu rekan sejawat kita untuk
mengembangkan kompetensi diri mereka dan menjadi otonom, kita perlu memiliki
paradigma berpikir coaching terlebih dahulu. Paradigma tersebut adalah:
1.
Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan
2.
Bersikap terbuka dan ingin tahu
3.
Memiliki kesadaran diri yang kuat
4.
Mampu melihat peluang baru dan masa depan
1.
kemitraan,
2.
proses kreatif,
3.
memaksimalkan potensi
sedangkan Kompetensi inti coaching:
1.
Kehadiran Penuh
2.
Mendengarkan Aktif
3.
Mengajukan Pertanyaan Berbobot
4.
Mendengarkan dengan RASA
Dalam membantu peran coach dalam membuat percakapan coaching menjadi
efektif dan bermakna dapa menggunakan percakapan alur TIRTA. Coaching dengan
alur TIRTA yaitu Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi dan Tanggung jawab.
FUTURE ( PENERAPAN )
Untuk mewujudkan visi yang telah saya buat, saya akan mengajak rekan rekan guru di sekolah dan berkolaborasi untuk bersama-sama melakukan perubahan dengan tidak terlalu berfokus pada permasalahan namun terfokus pada kekuatan yang dimiliki. Selain itu saya akan berkolaborasi mengadakan pengimbasan kepada rekan rekan guru dalam membuat media pembelajaran interaktif berbasis teknologi atau internet, sehingga dapat mewujudkan perubahan ke arah yang lebih baik. Ini merupakan sebagai salah satu aksi nyata dari mempelajari modul ini.
Semoga memberi manfaat bagi saya dan kita semua, terutama dunia pendidikan.
Salam Guru Penggerak.
Tergerak, Bergerak dan Menggerakan
Demonstrasi Kontekstual : "Pengambilan keputusan berbasis nila nilai kebajikan Sebagai Pemimpin"
KONEKSI ANTAR MATERI Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai-nilai Kebajikan Seorang Pemimpin
KONEKSI
ANTAR MATERI
Modul 3.1
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai-nilai
Kebajikan Seorang Pemimpin
Oleh
Imam
Gunawan
CGP Angkatan 7
Kabupaten Lombok Timur
Kutipan
:
“Mengajarkan
anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama
adalah yang terbaik”
(Teaching
kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob
Talbert
Kutipan di atas dapat dimaknai bahwa pendidikan tidak hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan saja, atau penyampaian materi pembelajaran saja, tetapi sekolah merupakan "rumah" yang berkontribusi membangunnya nilai-nilai, karakter, etika dan moral pada diri peserta didik. Dengan penerapan nilai-nilai karakter di sekolah diharapkan peserta didik dapat menyesuaikan perkembangan zaman dengan tetap memegang teguh nilai-nilai dan budaya yang ada. Sebagai pendidik tentunya guru, tenaga kependidikan, dan semua warga sekolah harus menjadi teladan yang baik bagi murid dalam penerapan nilai-nilai etika dan moral. Pendidikan karakter (Profil Pelajar Pancasila ) di sekolah diharapkan dapat membentuk manusia yang humanis, yang bukan hanya berilmu tetapi juga beradab.
Panduan
Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi
Antarmateri):
1. Bagaimana
pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh
terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin
pembelajaran diambil?
Tujuan Pendidikan menurut KHD adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Dalam
pandangan KI Hajar Dewantara dengan filosofi Triloka memiliki pengaruh
bagaimana seorang guru mengambil suatu keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Pratap
Triloka yang cetuskan oleh Ki Hajar
Dewantara ( KHD) menjadi dasar pijakan dalam pendidikan termasuk dalam
pengambilan keputussan sebagai pemimpin pembelajaran. Ada tiga semboyan Ki
Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung
Tulodho (seorang pemimpin di depan harus menjadi teladan), Ing Madya Mangun Karsa (seorang
pemimpin ditengah harus memberikan motivasi), dan Tut Wuri Handayani (seorang pemimpin dibelakang memberikan dorongan,
semangat).
Ing Ngarso Sung tulodo memiliki arti bahwa seorang pendidik
maupun pemimpin harus mampu menjadi contoh bagi anak didiknya, baik bersikap
maupun pola pikirnya. guru harus bisa memberikan teladan yang baik bagi anak
didiknya.
Ing Madya mangun karsa memiliki arti
bahwa bila guru berada di antara anak didiknya, maka guru tersebut harus
mampu memberikan inspirasi dan motivasi bagi anak didik.
Tut wuri handayani memiliki arti bahwa guru dibelakang anak
didik diharapkan memberikan semangat atau dorongan".
Kaitannya Pratap triloka ini dengan pengambilan keputusan yaitu guru sebagai pamong dan sebagai pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan harus berbasis nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid, dan keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan, sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan oleh KHD dapat tercepai.
2. Bagaimana
nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip
yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Dalam pembelajaran mengenai budaya
positif ( modul 1.4) dijelaskan mengenai
nilai-nilai kebajikan universal. Nilai-nilai dalam diri
mempunyai pengaruh pada perilaku dan sikap seseorang
serta mempengaruhi prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan. Nilai yang
dimiliki oleh seorang pendidik seperti mandiri, reflektif, kolaboratif,
inovatif dan berpihak pada murid akan mempengaruhi pendidik dalam mengambil keputusan
dan bersikap ketika menghadapi masalah. Pengambilan keputusan
sering kali dihadapkan pada nilai-nilai yang saling bertentangan namun selama
keputusan yang diambil berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini dan
dengan prinsip berpihak pada murid, serta dapat dipertanggungjawabkan maka
keputusan dapat diambil.
Oleh karena itu, penting bagi seorang guru untuk terus memupuk nilai-nilai kebajikan universal tersebut agar terus tumbuh dan berkembang, Sehingga seorang guru dapat mengambil keputusan secara tepat, berpihak pada murid, serta dapat dipertanggungjawabkan.
3. Bagaimana
kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan
berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau
fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian
pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan
tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas
pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi
‘coaching’ yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.
Pembimbingan yang dilakukan oleh fasilisator telah membantu saya berlatih, berproses, dan merefleksikan keputusan yang telah diambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada peserta didik, apakah sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal, apakah keputusan yang diambil bermanfaat untuk banyak orang dan apakah keputusan yang diambil tersebut dapat dipertanggung jawabkan.
Seorang pendidik harus mampu mengetahui
dan memahami kebutuhan belajar serta kondisi sosial dan emosional dari peserta
didiknya. Seorang peserta didik harus
mampu menyelesaikan permasalahannya dalam belajar yang dihadapinya. Pentingnya
pendekatan Coaching dilaksanakan oleh guru, karena guru dalam hal ini sebagai
coach akan menggali potensi yang dimiliki oleh peserta didiknya untuk dapat
menyelesaikan masalahnya sendiri. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan metode TIRTA.
Dalam mengambil sebuah keputusan dengan baik maka keterampilan coaching sangat membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan. Coaching dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat yang berpengaruh bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Sesi coaching membantu guru untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki dan memecahkan permasalahan saat menjadi pemimpin pembelajaran, sehingga pada saat menentukan suatu permasalahan dilema etika seorang guru mampu mengidentifikasi suatu permasalahan dengan teknik coaching, sehingga mampu menghasilkan keputusan yang tepat dan berpihak pada peserta didik .
4. Bagaimana
kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan
berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Dalam modul 2.2 CGP telah mempelajari Kompetensi Sosial Dan Emosional ( KSE). Kompetensi Sosial Emosional ini merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh pnedidik berkaitan dengan bagaimana seseorang dapat mengelola dan menyadari aspek sosial emosional yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan khususnya masalah dilema etika. Pendidik harus mampu mengidentifikasi dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sosial emosional seperti kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan ketrampilan berhubungan sosial (relationship skills). Sehingga diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfull), terutama sadar dengan berbagai pilihan , konsekuensi yang akan terjadi, dan meminilisir kesalahan dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang kita ambil tidak bisa sepenuhnya mengakomodir seluruh kepentingan yang ada, tetapi keputusan yang diambil mengandung nilai nilai kebajkan, keberpihakan pada peserta didik dan dapat dipertanggungjawabkan.
5. Bagaimana
pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada
nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
Sebagai
pemimpin pembelajaran untuk studi kasus yang fokus pada masalah moral atau
etika, seorang pendidik harus mampu mengidentifikasi dan melihat permasalaahn yang
dihadapi apakah termasuk bujukan moral atau termasuk dilema etika. Jika kasus
termasuk bujukan moral maka kita memilih pada keputusan benar yang diambil
berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini. Jika kasus yang dihadapi
adalah kasus yang termasuk dilema etika maka yang harus dilakukan adalah
melakukan 9 langkah pengambilan dan pengujian pengambilan keputusan.
Berdasarkan 4 paradigma dan 3 prinsip pengambilan keputusan. Sebagai seorang
pendidik tentunya dasar pengambilan keputusan adalah berbasis nilai-nilai
kebajikan, berpihak pada murid, dan bertanggung jawab.
6.
Bagaimana
pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Setiap
keputusan yang kita ambil selalu ada konsekwensi yang mengikutinya, oleh sebab
itu setiap keputusan harus dilandasi oleh rasa tanggung jawab, nilai-nilai yang
universal dan berpihak pada murid.
Pengambilan
keputusan yang tepat dapat dilakukan dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan yaitu:
1.
Mengenali nilai-nilai yang saling
bertentangan
2.
Siapa saja yang terlibat dalam situasi
ini
3.
Kumpulkan fakta-fakta yang relevan
dengan situasinya
4.
Pengujian benar atau salah melalui uji
legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi, dan uji panutan/idola
5.
Pengujian paradigma benar lawan benar,
paradigma individu lawan kelompok, keadilan lawan rasa kasihan, kesetian lawan
kebenaran, dan jangka pendek lawan jangka Panjang.
6.
Melakukan prinsip resolusi berpikir
berdasarkan hasil akhir, berpikir berdasarkan rasa peduli, dan berpikir
berdasarkan peraturan
7.
Investigasi opsi trilema
8.
Buat keputusan
9.
Merefleksikan keputusan yang telah
dibuat
Disamping itu pengunaan
pendekatan Inkuiri
Apresiatif maka akan tercipta
suasana baik, kehidupan yang harmonis dan pada akhirnya akan tercipta lingkungan
positif yang kondusif, aman dan nyaman.
7.
Apakah
tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan
keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan
perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Pengambilan
keputusan sering kali berbagai kepentingan saling bersinggungan dan ada pihak
pihak yang merasa dirugikan dan tidak puas. Dalam pengambilan keputusan pastinya ada
tantangan yang akan dihadapi. Tantangan yang dihadapi adalah resiko yang muncul
dari keputusan yang buat apalagi kasus yang dihadapi adalah dilema etika,
beberapa tantangan seperti:
- tidak semua warga sekolah memiliki
komitmen yang sama dalam menjalankan suatu keputusan bersama.
- Adanya masalah perubahan paradigma (
Miskonsepesi) dan budaya sekolah yang
sudah dilakukan bertahun tahun.
- Pemahaman yang tidak utuh tentang informasi yang berkaitan dengan kasus yang ditangani
- perbedaan pandangan
diantara pihak-pihak yang terlibat dalam kasus yang mempersulit tercapainya kesepakatan.
Yang terpenting adalah dalam pengambilan keputusan perlu mendasarkan pada : berbasis nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid, dan bertanggungjawab atas keputusan yang dibuat.
8. Apakah
pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang
memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang
tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengaruh
dari keputusan yang kita ambil dengan pengajaran yang memerdekakan murid adalah
dengan merdeka belajar. Sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara
bahwa pendidikan proses menuntun kekuatan kodrat yang ada pada murid untuk
mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya sebagai manusia
maupun anggota masyarakat. Hal tersebut bahwa kita sebagai pendidik harus
memberikan ruang kebebasan kepada murid dalam menggali potensi yang
dimilikinya. Ruang kebebasan di sini bukan bebas tanpa aturan namun berdasarkan
nilai-nilai kebajikan yang diyakini. Melihat potensi murid yang berbeda-beda
maka keputusan yang dibuat adalah dengan memberikan pembelajaran yang
berdeferensiasi sesuai dengan kesiapan belajar dan profil belajar murid.
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Guru merupakan seorang pemimpin pembelajaran yang tugasnya menuntun kodrat dasar dari siswanya. Guru diibaratkan petani dan murid adalah benihnya, maka berkembang atau tidaknya seorang murid tergantung dari perlakuan gurunya. Oleh karena itu keputusan yang diambil harus berpihak pada kepentingan murid dan fokus pada perkembangan potensi murid. Karena setiap keputusan yang diberikan guru sangat berpengaruh pada perkembangan masa depan murid. Sebagai seorang pendidik kita harus memiliki empati, dan cara berpikir berbasis rasa pedul
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul
materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan yang saya tarik dan
keterkaitan dengan modul sebelumnya adalah sebagai pemimpin pembelajaran
keputusan yang diambil harus berpedoman pada tiga unsur yaitu berbasis nilai-nilai kebajikan, berpihak
pada murid, dan dapat dipertanggungjawabkan. Sesuai dengan Pratap triloka Ki Hajar Dewantara bahwa
sebagai pemimpin pembelajaran harus menjadi contoh, memberikan motivasi, dan
memberikan dorongan serta menjadi teladan yang baik karena sekolah adalah
institusi moral yang menuntun kekuatan kodrat yang ada pada murid untuk
mencapai keselamatan dan kebahagian setinggi-tingginya sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat untuk itu keputusan yang kita ambil harus keputusan
yang berpihak pada murid.
Kaitan
pengambilan keputusan dengan modul nilai dan peran sebagai guru penggerak
adalah mewujudkan kepemimpinan murid. Pengambilan keputusan bukan hanya terkait
dengan regulasi sistem pendidikan yang ada di sekolah yang hanya melibatkan
guru, kepala sekolah, orang tua dan pihak lainnya akan tetapi murid juga
memiliki kesempatan dalam membuat keputusan baik dalam kegiatan pembelajaran
mapun dalam kegiatan berorganisasi di sekolah dengan melatih murid dalam
pengambilan keputusan maka dapat mewujudkan kepemimpinan murid.
Pengambilan
keputusan sangat berhubungan modul visi sebagai guru penggerak.
Sekolah memiliki visi dan misi yang menjadi panduan dalam penyelenggaraan
pendidikan di sekolah. Selain dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan, pengambilan keputusan yang dilakukan harus sejalan dengan visi
sekolah.
Nilai-nilai
kebajikan universal yang dipelajari dalam modul budaya poistif menjadi
dasar dalam pengambilan keputusan. Penerapan disiplin positif dapat dilakukan
jika pendidik memberikan pemahaman kepada murid mengenai nilai-nilai kebajikan.
Dengan memahami dan meyakini nilai-nilai kebajikan motivasi yang muncul adalah
motivasi intrinsik. Pengambilan keputusan sering kali dihadapkan pada
nilai-nilai yang saling bertentangan namun selama keputusan yang diambil
berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini dan dengan prinsip berpihak
pada murid, serta dapat dipertanggungjawabkan maka keputusan dapat diambil.
Pengambilan
keputusan terkait kegiatan pembelajaran adalah memberikan pembelajaran yang
berdeferensiasi karena murid adalah unik memiliki
potensi yang berbeda maka pembelajaranpun harus sesuai dengan kebutuhan murid.
Dalam
modul Kompetensi sosial emosional juga merupakan
keterampilan yang harus dimiliki berkaitan dengan bagaimana seseorang dapat
mengelola dan menyadari aspek sosial emosional yang berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan khususnya masalah dilema etika. Karena keputusan yang
diambil harus dapat dipertanggungjawabkan maka sesorang harus memiliki
kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management),
kesadaran sosial (social awareness), dan keterampilan berelasi karena keputusan
yang diambil akan berdampak bagi orang yang mengambil keputusan dan orang lain
yang terkait dengan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan ini juga harus
dilakukan dengan kesadaran penuh (mindfull) dengan berbagai pilihan dan
konsekuensi yang harus dihadapi sebagai dampak pengambilan keputusan. Dengan
keterampilan kompetensi kesadaran sosial dan emosional maka diharapkan
keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan.
Pengambilan keputusan adalah suatu
keterampilan, semakin sering kita melakukannya maka semakin terlatih, fokus,
dan tepat sasaran. Dalam pengambilan keputusan sangat diperlukan keterampilan coaching karena dengan
keterampilan coaching pendidik dapat menjadi coach bagi dirinya sendiri dalam
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam memprediksi hasil apakah keputusan yang
diambil efektif dan dapat dipertanggungjawabkan, dan melihat berbagai pilihan
solusi yang berkaitan juga dengan investigasi opsi trilema untuk pengambilan
keputusan yang baik.
Pengambilan keputusan yang tepat akan menciptakan suasana yang kondusif, lingkungan yang positif yang akan mewujudkan kemerdekaan dalam belajar yang akan mendukung murid untuk melakukan merdeka belajar.
11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang
konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan
bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan
keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal
yang menurut Anda di luar dugaan?
Pemahaman
saya terkait dilema etika adalah ketika kita dihadapkan pada kasus yang
keputusan yang kita ambil sama-sama benar namun terdapat nilai-nilai yang
saling bertentangan yaitu benar lawan benar. Sedangkan bujukan moral adalah
ketika kita dihadapkan pada kasus yang terdapat dua keputusan yang satu benar
sedangkan keputusan yang satunya salah yaitu benar lawan salah.
Paradigma
pengambilan keputusan adalah landasan berpikir yang digunakan dalam pengambilan
keputusan. Paradigma pengambilan keputusan ini digunakan untuk kasus dilema
etika yaitu benar lawan benar. 4 Paradigma pengambilan keputusan yaitu
- Individu lawan kelompok
- Rasa keadilan lawan rasa kasihan
- Kesetian lawan kebenaran
- Jangka pendek lawan jangka panjang
Prinsip
dalam pengambilan keputusan adalah dasar berpikir dan bertindak dalam
pengambilan keputusan. Tiga prinsip pengambilan keputusan yaitu
- Berpikir
berbasis hasil akhir
- Berpikir
berbasis rasa peduli
- Berpikir berbasis peraturan
Sembilan
( 9) langkah pengambilan dan pengujian keputusan yaitu
- Mengenali
nilai-nilai yang saling bertentangan
- Siapa
saja yang terlibat dalam situasi ini,
- Kumpulkan
fakta-fakta yang relevan dengan situasinya
- Pengujian
benar atau salah melalui :
a. uji
legal
b. uji
regulasi/ standard profesional
c. uji
intuisi
d. uji
publikasi
e. uji
panutan/idola
5. Pengujian paradigma benar lawan benar,
a) paradigma
individu lawan kelompok,
b) keadilan
lawan rasa kasihan,
c) kesetian
lawan kebenaran,
d) jangka pendek lawan jangka Panjang,
6. 6. Melakukan
prinsip resolusi, prinsip penyelesaian dilemma dengan 3 prinsip berikut:
a. berpikir
berdasarkan hasil akhir,
b. berpikir
berdasarkan rasa peduli,
c. berpikir
berdasarkan peraturan,
7. 7 . Investigasi
opsi trilema
8. 8 .Buat
keputusan
9. 9. Merefleksikan
keputusan yang telah dibuat
Hal yang di luar dugaan
saya adalah ternyata pengambilan keputusan itu selain berdasarkan pada
nilai-nilai kebajikan, juga berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan. Pengambilan keputusan yang tepat akan
menciptakan suasana yang kondusif, lingkungan yang positif yang akan mewujudkan
kemerdekaan dalam belajar yang akan mendukung murid untuk melakukan merdeka
belajar.
12. Sebelum mempelajari modul ini,
pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi
moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di
modul ini?
Sebelum
mempelajarai modul ini tentunya saya pernah menghadapi pengambilan keputusan
baik dalam kasus bujukan moral dan dilema etika. Jika kasus terkait bujukan
moral sudah pasti keputusan yang diambil adalah keputusan yang benar. Tetapi
jika kasus yang dihadapi terkait dilema etika yang saya lakukan adalah
mengidentifikasi, mempelajari, berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait, bermusyawarah
dan mengambil keputusan. Perbedaannya ini adalah penyelesaiannya tidak
menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip, 9
langkah pengujian, hanya sebatas menyelesaikan dengan lebih banyak menggunakan
cara bermusyawarah dan penyelesaian sepihak.
13. Bagaimana dampak mempelajari
konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam
mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Perubahan
yang terjadi pada cara pengambilan keputusan sebelumnya adalah keputusan yang
diambil belum melalui 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan. Setelah mempelajari modul ini saya akan melalukan
pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan.
14. Seberapa penting mempelajari topik
modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Sangat Penting
baik sebagai seorang individu maupun sebagai sebagai seorang pemimpin.
Sebagai
individu atau pemimpin pembelajaran tentunya selalu dihadapkan pada
permasalahan yang membutuhkan pengambilan keputusan yang tepat, dengan
mempelajari modul ini maka semakin meyakini saya dalam pengambilan sebuah
keputusan ang benar dan efektif karena
berdasarkan nilai kebajikan, berpihak pada murid, 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9
langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Hal
yang sama juga sebagai pemimpin yang mengambil kebijakan di sekolah sangat
penting untuk mempelajari modul ini. Pengambilan keputusan adalah keterampilan,
semakin dilatih, maka akan semakin mahir, bijak, dan tepat sasaran keputusan
yang diambil.
Guru
Penggerak, Tergerak, Bergerak, Dan Menggerakkan