KONEKSI ANTAR MATERI Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai-nilai Kebajikan Seorang Pemimpin

KONEKSI ANTAR MATERI

Modul 3.1

Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai-nilai Kebajikan Seorang Pemimpin

 Oleh

Imam Gunawan

CGP Angkatan 7

Kabupaten Lombok Timur

 

Kutipan :

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

Bob Talbert

Kutipan di atas dapat dimaknai bahwa pendidikan tidak  hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan saja, atau  penyampaian materi pembelajaran saja, tetapi sekolah  merupakan "rumah"  yang berkontribusi membangunnya nilai-nilai, karakter, etika dan moral pada diri peserta didik. Dengan penerapan nilai-nilai karakter di sekolah diharapkan peserta didik dapat menyesuaikan perkembangan zaman dengan tetap memegang teguh nilai-nilai dan budaya yang ada. Sebagai pendidik tentunya guru, tenaga kependidikan, dan semua warga sekolah harus menjadi teladan yang baik bagi murid dalam penerapan nilai-nilai etika dan moral. Pendidikan karakter (Profil Pelajar Pancasila ) di sekolah diharapkan dapat membentuk   manusia yang humanis, yang bukan hanya berilmu tetapi juga beradab.

 

Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):

1.   Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Tujuan Pendidikan menurut KHD adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Dalam pandangan KI Hajar Dewantara dengan filosofi Triloka memiliki pengaruh bagaimana seorang guru mengambil suatu keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Pratap Triloka yang cetuskan  oleh Ki Hajar Dewantara ( KHD) menjadi dasar pijakan dalam pendidikan termasuk dalam pengambilan keputussan sebagai pemimpin pembelajaran. Ada tiga semboyan Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho (seorang pemimpin di depan harus menjadi teladan), Ing Madya Mangun Karsa (seorang pemimpin ditengah harus memberikan motivasi), dan Tut Wuri Handayani (seorang pemimpin dibelakang memberikan dorongan, semangat).  

Ing Ngarso Sung tulodo memiliki arti bahwa seorang pendidik maupun pemimpin harus mampu menjadi contoh bagi anak didiknya, baik bersikap maupun pola pikirnya. guru harus bisa memberikan teladan yang baik bagi anak didiknya.

Ing Madya mangun karsa memiliki arti bahwa bila guru berada di antara anak didiknya, maka guru tersebut harus mampu memberikan inspirasi dan motivasi bagi anak didik.

Tut wuri handayani memiliki arti bahwa guru dibelakang anak didik diharapkan memberikan semangat atau dorongan".

Kaitannya Pratap triloka ini dengan pengambilan keputusan yaitu guru sebagai pamong dan sebagai pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan harus  berbasis nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid, dan keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan, sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan oleh KHD dapat tercepai. 

2.  Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Dalam pembelajaran mengenai budaya positif ( modul 1.4)  dijelaskan mengenai nilai-nilai kebajikan universal.  Nilai-nilai dalam diri mempunyai pengaruh pada perilaku dan sikap seseorang serta mempengaruhi prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan.  Nilai yang dimiliki oleh seorang pendidik seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid akan mempengaruhi pendidik dalam mengambil keputusan dan bersikap ketika menghadapi masalah. Pengambilan keputusan sering kali dihadapkan pada nilai-nilai yang saling bertentangan namun selama keputusan yang diambil berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini dan dengan prinsip berpihak pada murid, serta dapat dipertanggungjawabkan maka keputusan dapat diambil.

Oleh karena itu, penting bagi seorang guru untuk terus memupuk nilai-nilai kebajikan universal tersebut agar terus tumbuh dan berkembang, Sehingga seorang guru dapat mengambil keputusan secara  tepat, berpihak pada murid, serta dapat dipertanggungjawabkan.

3.  Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Pembimbingan yang dilakukan oleh fasilisator telah membantu saya berlatih, berproses, dan merefleksikan keputusan yang telah diambil.  Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada peserta didik, apakah sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal, apakah keputusan yang diambil bermanfaat untuk banyak orang dan apakah keputusan yang diambil tersebut dapat dipertanggung jawabkan.  

Seorang pendidik harus mampu mengetahui dan memahami kebutuhan belajar serta kondisi sosial dan emosional dari peserta didiknya. Seorang peserta didik  harus mampu menyelesaikan permasalahannya dalam belajar yang dihadapinya. Pentingnya pendekatan Coaching dilaksanakan oleh guru, karena guru dalam hal ini sebagai coach akan menggali potensi yang dimiliki oleh peserta didiknya untuk dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan metode TIRTA.

Dalam  mengambil sebuah keputusan dengan baik maka keterampilan coaching sangat  membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan.  Coaching dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat yang berpengaruh  bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.  Sesi coaching membantu guru untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki dan memecahkan permasalahan saat menjadi pemimpin pembelajaran, sehingga pada saat menentukan suatu permasalahan dilema etika seorang guru mampu mengidentifikasi suatu permasalahan dengan teknik coaching, sehingga mampu menghasilkan keputusan yang tepat dan berpihak pada peserta didik . 

4.   Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Dalam modul 2.2 CGP  telah mempelajari Kompetensi Sosial Dan Emosional ( KSE). Kompetensi Sosial Emosional ini  merupakan keterampilan yang harus dimiliki  oleh pnedidik berkaitan dengan bagaimana seseorang dapat mengelola dan menyadari aspek sosial emosional yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan khususnya masalah dilema etika. Pendidik harus mampu mengidentifikasi dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sosial emosional seperti kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan ketrampilan berhubungan sosial (relationship skills). Sehingga diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfull), terutama sadar dengan berbagai pilihan , konsekuensi yang akan terjadi, dan meminilisir kesalahan dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang kita ambil tidak bisa sepenuhnya mengakomodir seluruh kepentingan yang ada, tetapi keputusan yang diambil  mengandung nilai nilai kebajkan, keberpihakan pada peserta didik dan dapat dipertanggungjawabkan.

5.   Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Sebagai pemimpin pembelajaran untuk studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika, seorang pendidik harus mampu  mengidentifikasi dan melihat permasalaahn yang dihadapi apakah termasuk bujukan moral atau termasuk dilema etika. Jika kasus termasuk bujukan moral maka kita memilih pada keputusan benar yang diambil berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini. Jika kasus yang dihadapi adalah kasus yang termasuk dilema etika maka yang harus dilakukan adalah melakukan 9 langkah pengambilan dan pengujian pengambilan keputusan. Berdasarkan 4 paradigma dan 3 prinsip pengambilan keputusan. Sebagai seorang pendidik tentunya dasar pengambilan keputusan adalah berbasis nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid, dan bertanggung jawab.

6.      Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Setiap keputusan yang kita ambil selalu ada konsekwensi yang mengikutinya, oleh sebab itu setiap keputusan harus dilandasi oleh rasa tanggung jawab, nilai-nilai yang universal dan berpihak pada murid.

Pengambilan keputusan yang tepat dapat dilakukan dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yaitu:

1.         Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

2.         Siapa saja yang terlibat dalam situasi ini

3.         Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasinya

4.         Pengujian benar atau salah melalui uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi, dan uji panutan/idola

5.         Pengujian paradigma benar lawan benar, paradigma individu lawan kelompok, keadilan lawan rasa kasihan, kesetian lawan kebenaran, dan jangka pendek lawan jangka Panjang.

6.         Melakukan prinsip resolusi berpikir berdasarkan hasil akhir, berpikir berdasarkan rasa peduli, dan berpikir berdasarkan peraturan

7.         Investigasi opsi trilema

8.         Buat keputusan

9.         Merefleksikan keputusan yang telah dibuat

Disamping itu pengunaan pendekatan Inkuiri Apresiatif maka akan tercipta suasana baik, kehidupan yang harmonis dan pada akhirnya akan tercipta lingkungan positif yang kondusif, aman dan nyaman.

 

7.      Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Pengambilan keputusan sering kali berbagai kepentingan saling bersinggungan dan ada pihak pihak yang merasa dirugikan dan tidak puas.  Dalam pengambilan keputusan pastinya ada tantangan yang akan dihadapi. Tantangan yang dihadapi adalah resiko yang muncul dari keputusan yang buat apalagi kasus yang dihadapi adalah dilema etika, beberapa tantangan seperti:

  • tidak semua warga sekolah memiliki komitmen yang sama dalam menjalankan suatu keputusan bersama.
  • Adanya masalah perubahan paradigma ( Miskonsepesi) dan budaya sekolah  yang sudah dilakukan bertahun tahun.
  • Pemahaman yang tidak utuh  tentang informasi yang berkaitan dengan kasus yang ditangani
  • perbedaan pandangan diantara pihak-pihak yang terlibat dalam kasus yang mempersulit tercapainya kesepakatan.

Yang terpenting adalah dalam pengambilan keputusan perlu  mendasarkan pada : berbasis nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid, dan bertanggungjawab atas keputusan yang dibuat.

8.   Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengaruh dari keputusan yang kita ambil dengan pengajaran yang memerdekakan murid adalah dengan merdeka belajar. Sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan proses menuntun kekuatan kodrat yang ada pada murid untuk mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Hal tersebut bahwa kita sebagai pendidik harus memberikan ruang kebebasan kepada murid dalam menggali potensi yang dimilikinya. Ruang kebebasan di sini bukan bebas tanpa aturan namun berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini. Melihat potensi murid yang berbeda-beda maka keputusan yang dibuat adalah dengan memberikan pembelajaran yang berdeferensiasi sesuai dengan kesiapan belajar dan profil belajar murid.

9.      Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Guru merupakan seorang pemimpin pembelajaran yang tugasnya menuntun kodrat dasar dari siswanya. Guru diibaratkan petani dan murid adalah benihnya, maka berkembang atau tidaknya seorang murid tergantung dari perlakuan gurunya.  Oleh karena itu keputusan yang diambil harus berpihak pada kepentingan murid dan fokus pada perkembangan potensi murid. Karena setiap keputusan yang diberikan guru sangat berpengaruh pada perkembangan masa depan murid. Sebagai seorang pendidik kita harus memiliki empati, dan cara  berpikir berbasis rasa pedul

10.   Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang saya tarik dan keterkaitan dengan modul sebelumnya adalah sebagai pemimpin pembelajaran keputusan yang diambil harus berpedoman pada tiga unsur yaitu berbasis nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid, dan dapat dipertanggungjawabkan. Sesuai dengan Pratap triloka Ki Hajar Dewantara bahwa sebagai pemimpin pembelajaran harus menjadi contoh, memberikan motivasi, dan memberikan dorongan serta menjadi teladan yang baik karena sekolah adalah institusi moral yang menuntun kekuatan kodrat yang ada pada murid untuk mencapai keselamatan dan kebahagian setinggi-tingginya sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat untuk itu keputusan yang kita ambil harus keputusan yang berpihak pada murid.

 

Kaitan pengambilan keputusan dengan modul nilai dan peran sebagai guru penggerak adalah mewujudkan kepemimpinan murid. Pengambilan keputusan bukan hanya terkait dengan regulasi sistem pendidikan yang ada di sekolah yang hanya melibatkan guru, kepala sekolah, orang tua dan pihak lainnya akan tetapi murid juga memiliki kesempatan dalam membuat keputusan baik dalam kegiatan pembelajaran mapun dalam kegiatan berorganisasi di sekolah dengan melatih murid dalam pengambilan keputusan maka dapat mewujudkan kepemimpinan murid.

 

Pengambilan keputusan sangat berhubungan modul visi sebagai guru penggerak. Sekolah memiliki visi dan misi yang menjadi panduan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Selain dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, pengambilan keputusan yang dilakukan harus sejalan dengan visi sekolah.

Nilai-nilai kebajikan universal yang dipelajari dalam modul budaya poistif menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Penerapan disiplin positif dapat dilakukan jika pendidik memberikan pemahaman kepada murid mengenai nilai-nilai kebajikan. Dengan memahami dan meyakini nilai-nilai kebajikan motivasi yang muncul adalah motivasi intrinsik. Pengambilan keputusan sering kali dihadapkan pada nilai-nilai yang saling bertentangan namun selama keputusan yang diambil berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini dan dengan prinsip berpihak pada murid, serta dapat dipertanggungjawabkan maka keputusan dapat diambil.

 

Pengambilan keputusan terkait kegiatan pembelajaran adalah memberikan pembelajaran yang berdeferensiasi karena murid adalah unik memiliki potensi yang berbeda maka pembelajaranpun harus sesuai dengan kebutuhan murid.

Dalam modul Kompetensi sosial emosional juga merupakan keterampilan yang harus dimiliki berkaitan dengan bagaimana seseorang dapat mengelola dan menyadari aspek sosial emosional yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan khususnya masalah dilema etika. Karena keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan maka sesorang harus memiliki kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness), dan keterampilan berelasi karena keputusan yang diambil akan berdampak bagi orang yang mengambil keputusan dan orang lain yang terkait dengan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan ini juga harus dilakukan dengan kesadaran penuh (mindfull) dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang harus dihadapi sebagai dampak pengambilan keputusan. Dengan keterampilan kompetensi kesadaran sosial dan emosional maka diharapkan keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan.

Pengambilan keputusan adalah suatu keterampilan, semakin sering kita melakukannya maka semakin terlatih, fokus, dan tepat sasaran. Dalam pengambilan keputusan sangat diperlukan keterampilan coaching karena dengan keterampilan coaching pendidik dapat menjadi coach bagi dirinya sendiri dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam memprediksi hasil apakah keputusan yang diambil efektif dan dapat dipertanggungjawabkan, dan melihat berbagai pilihan solusi yang berkaitan juga dengan investigasi opsi trilema untuk pengambilan keputusan yang baik.

Pengambilan keputusan yang tepat akan menciptakan suasana yang kondusif, lingkungan yang positif yang akan mewujudkan kemerdekaan dalam belajar yang akan mendukung murid untuk melakukan merdeka belajar. 

11.  Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Pemahaman saya terkait dilema etika adalah ketika kita dihadapkan pada kasus yang keputusan yang kita ambil sama-sama benar namun terdapat nilai-nilai yang saling bertentangan yaitu benar lawan benar. Sedangkan bujukan moral adalah ketika kita dihadapkan pada kasus yang terdapat dua keputusan yang satu benar sedangkan keputusan yang satunya salah yaitu benar lawan salah.

Paradigma pengambilan keputusan adalah landasan berpikir yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Paradigma pengambilan keputusan ini digunakan untuk kasus dilema etika yaitu benar lawan benar. 4 Paradigma pengambilan keputusan yaitu

  1.  Individu lawan kelompok
  2.  Rasa keadilan lawan rasa kasihan
  3.  Kesetian lawan kebenaran
  4. Jangka pendek lawan jangka panjang

Prinsip dalam pengambilan keputusan adalah dasar berpikir dan bertindak dalam pengambilan keputusan. Tiga prinsip pengambilan keputusan yaitu

  •  Berpikir berbasis hasil akhir
  •  Berpikir berbasis rasa peduli
  • Berpikir berbasis peraturan

Sembilan ( 9) langkah pengambilan dan pengujian keputusan yaitu

  1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
  2. Siapa saja yang terlibat dalam situasi ini,
  3.  Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasinya
  4. Pengujian benar atau salah melalui :

a.       uji legal

b.      uji regulasi/ standard profesional

c.       uji intuisi

d.      uji publikasi

e.       uji panutan/idola

 5.      Pengujian paradigma benar lawan benar,

a)      paradigma individu lawan kelompok,

b)      keadilan lawan rasa kasihan,

c)      kesetian lawan kebenaran,

d)     jangka pendek lawan jangka Panjang,

6.     6.  Melakukan prinsip resolusi, prinsip penyelesaian dilemma dengan 3 prinsip berikut:

a.       berpikir berdasarkan hasil akhir,

b.      berpikir berdasarkan rasa peduli,

c.       berpikir berdasarkan peraturan,

 

7.    7 . Investigasi opsi trilema

8.     8 .Buat keputusan

9.    9.  Merefleksikan keputusan yang telah dibuat

Hal yang di luar dugaan saya adalah ternyata pengambilan keputusan itu selain berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan, juga berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Pengambilan keputusan yang tepat akan menciptakan suasana yang kondusif, lingkungan yang positif yang akan mewujudkan kemerdekaan dalam belajar yang akan mendukung murid untuk melakukan merdeka belajar.

12.  Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajarai modul ini tentunya saya pernah menghadapi pengambilan keputusan baik dalam kasus bujukan moral dan dilema etika. Jika kasus terkait bujukan moral sudah pasti keputusan yang diambil adalah keputusan yang benar. Tetapi jika kasus yang dihadapi terkait dilema etika yang saya lakukan adalah mengidentifikasi, mempelajari, berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait, bermusyawarah dan mengambil keputusan. Perbedaannya ini adalah penyelesaiannya tidak menggunakan  4 paradigma, 3 prinsip, 9 langkah pengujian, hanya sebatas menyelesaikan dengan lebih banyak menggunakan cara bermusyawarah dan penyelesaian sepihak.

13.  Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Perubahan yang terjadi pada cara pengambilan keputusan sebelumnya adalah keputusan yang diambil belum melalui 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Setelah mempelajari modul ini saya akan melalukan pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

14.  Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sangat Penting baik sebagai seorang individu maupun sebagai sebagai seorang pemimpin.

Sebagai individu atau pemimpin pembelajaran tentunya selalu dihadapkan pada permasalahan yang membutuhkan pengambilan keputusan yang tepat, dengan mempelajari modul ini maka semakin meyakini saya dalam pengambilan sebuah keputusan ang benar dan efektif  karena berdasarkan nilai kebajikan, berpihak pada murid, 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Hal yang sama juga sebagai pemimpin yang mengambil kebijakan di sekolah sangat penting untuk mempelajari modul ini. Pengambilan keputusan adalah keterampilan, semakin dilatih, maka akan semakin mahir, bijak, dan tepat sasaran keputusan yang diambil.

 

Guru Penggerak, Tergerak, Bergerak, Dan Menggerakkan